JIKA Anda tengah melewati kawasan Senen, tepatnya di Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, mampirlah ke warung soto tangkar. "Soto Tangkar dan Sate Sapi," begitu tulisan yang tertera di spanduk warung ini. Namun, siapa yang tak kenal Soto Tangkar Tanah Tinggi? Memang, sudah banyak yang menjual soto jenis ini. Tapi, jika menilik fakta historis, warung ini boleh dibilang sebagai pelopor kuliner khas Betawi.
Soto Tangkar Tanah Tinggi sudah ada setahun setelah Republik ini diresmikan atau pada tahun 1946. H Ikhsan adalah generasi pertama yang mengelola soto tangkar ini. Kini, soto tangkar dikelola oleh Hasan (70), anak dari keponakan H Ikhsan, H Maing. Namun, Hasan sudah dianggap cucu sendiri oleh H Ikhsan. Setelah H Ikhsan meninggal, dia kerap membantu istri H Ikhsan berjualan soto.
"Saya aktif mengelola di sini taun 1997, setelah pensiun dari pabrik perakitan bus di Tanjung Priok. Sebelumnya memang ngebantuin nenek berjualan (istri H Ikhsan), tiap sabtu minggu," ujar kakek 16 cucu dan 2 cicit ini.
Tempat berjualan yang sekarang, menurut Hasan, adalah tempat ketiga setelah berkali-kali pindah. Saat awal berjualan, soto ini tidak menggunakan tenda dan pikulan tempat meracik soto dan kursi panjang yang akan dirapikan setelah selesai berjualan. Itu dilakoni hingga tahun 1990-an. Lokasinya berada di perempatan Jalan Tanah Tinggi atau di depan SD Paskalis.
Kemudian pada tahun 2000 warung ini menyewa bangunan permanen di Jalan Tanah Tinggi III/25. Namun, itu pun hanya bertahan selama tujuh tahun. Bangunan itu kemudian disewa oleh sebuah partai politik untuk dijadikan kantornya.
Tahun 2007 hingga kini, warung tersebut menempati sebuah rumah di Jalan Tanah Tinggi III/54, yang berada tepat di belakang lokasi sebelumnya.
Sumber : megapolitan.kompas.com
Lihat juga : wine, seafood, steak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar