Rabu, 20 Oktober 2010

Aneka Sate Solo

Seperti halnya soto, hidangan sate bukan makanan khas Solo. Tapi ada beberapa sate enak yang pantang kita mampiri saat ke Solo. Salah satunya sate jerohan Yu Rebi di daerah Penumping. Kecuali jeroan komplet seperti paru, limpa, hati, iso, torpedo, ginjal, babat, iso, dan kikil, tersedia juga daging sapi.

Bagi orang yang mengidap penyakit darah tinggi, tak usah menghindar warung ini. Karena di warung milik Ibu Rebi ini juga disediakan sate tempe gembus. Bumbu perendam tempe sama dengan rendaman bahan jeroan. Demikian juga bumbu untuk menyantapnya.

"Tadinya Ibu saya, Bu Rebi, hanya berjualan keliling kampung. Lama-lama capek juga keliling. Jadi, Ibu memutuskan berjualan menetap di wilayah Penumping sini," jelas Wijianto, putra Ibu Rebi. Dalam sehari warung sate ini mampu menghabiskan 30 sampai 50 kg daging dan jeroan. Tak heran, karena pelanggannya bukan berasal dari Solo saja, melainkan dari kota-kota sekitar Solo. "Apalagi kalau masa liburan. Tamu akan lebih banyak dari Jakarta," terang Wiji.

Satu lagi warung sate yang sangat disukai orang Solo, yaitu Sate Tambaksegaran. Letaknya di Jl. Sutan Syahrir No. 39. Menu sate yang terkenal dari Sate Tambaksegaran adalah Sate Buntel. Sate yang berbahan baku daging kambing ini, tidak disajikan dalam bentuk potongan dadu seperti yang biasa kita kenal. Sate ini berupa cacahan daging kambing yang dibuntel atau dibalut dengan lembaran lemak daging kambing, lalu dibakar di atas bara arang.

Bumbu penyertanya adalah kecap manis dengan potongan tomat dan kol. Kalau suka pedas, tinggal tambahkan cabai ulek. Dinikmati bersama acar ketimun lebih sedap lagi.

"Kalau soal sate buntel, orang memang kenalnya kami. Bisa dikatakan kalau kami adalah pembuat pertama Sate Buntel," jelas Ny. Dewi, putri pemilik Sate Tambaksegaran. Warung sate ini sudah ada sejak tahun 1948, dahulu dikelola oleh Ny. Lim Hwa Youe. "Karena kesehatannya kurang baik, sekarang pengelolaannya dilakukan oleh kami berdua," kata Ny. Budianto.

Tiap harinya Sate Tambaksegaran selalu menyediakan daging kambing di luar tulang-tulang untuk sop sebanyak 40 sampai 50 kg per hari. Selain menyediakan sate, ada pula gulai, sop, atau tongseng. Selain Sate Buntel, cicipi juga gulai sumsumnya. Betapa nikmat menghirup kuah gulai sembari menyedot sumsum dari tulang. (sedap-sekejap)


Lihat juga : dim sum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar