Senin, 22 November 2010

Sejarah dari Bistik

Bistik atau Steak seolah-olah identik dengan negeri Paman Sam karena merupakan salah satu penghasil daging sapi yang berkualitas tinggi. Tak heran jika sederet jenis daging sapi diimpor dari sana seperti US T-Bone Steak, US Beef Ribs, US Tenderloin, US Sirloin dan sebagainya. Jenis-jenis inipula yang tersedia di restoran Steak Factory milik Kenneth Chen. Boleh jadi bisa dibilang sebagian orang beranggapan bistik berasal dari AS.
Padahal, konon awalnya tidak demikian. Daging sapi justru tidak populer sebagai bagian dari pilihan diet di AS sebelum Civil War. Menurut sebuah situs, sejarahnya daging sapi malah bukan asli dari AS. Justru yang memperkenalkan sapi ke dunia baru yaitu bangsa Spanyol ke Meksiko pada tahun 1540.

Kemudian, pada abad ke-18 Kolonial bangsa Spanyol dan Prancis mulai memelihara sapi. Sebagaimana jalur kereta api berkembang kala itu, mereka memanfaatkan kereta untuk mengangkut kawanan sapi dari San Antonio, Texas ke New Orleans. Tapi industri ini kemudian jatuh akibat musim dingin yang dahsyat ketika kawanan sapi lenyap hingga 90 persen.
Namun seiring dengan perkembangan zaman kala itu, produksi daging sapi kembali meningkat sejak tahun 1871. Bahkan setelah Perang Dunia II, daging sapi alias beef menjadi simbol kemakmuran bangsa Amerika.

Simbol ini akhirnya menjadi tenar ke seluruh penjuru dunia sekaligus memberikan inspirasi kepada juru-juru masak. Sehingga steak alias bistik pun berhasil menjadi menu andalan dapur. Resto-resto khusus bistik pun bermunculan. Agar bisa tampil beda dan mendulang keuntungan, masing-masing resto pun punya keunikan masing-masing dengan berbagai strateginya. Ini jugalah yang dilakukan oleh Steak Factory, buka di kawasan yang belum ada resto khusus bistik. Di samping itu tetap tidak melupakan cita rasa masakan Indonesia dalam membubui daging sapi impor. Melalui konsep yang low profile dan lokal, Steak Factory siap untuk merambah ke kota lain di masa mendatang.

”Yang namanya bangunan ruko itu tidak hanya ada di Jakarta saja melainkan di daerah pun demikian, berarti Steak Factory pun bisa buka di daerah lain juga,” begitulah harapan Chen dalam rencana berekspansi ke depan. Jualan boleh steak, tapi Steak Factory tetap tidak lupa dengan bumbu asli Indonesia!

Sumber : SH/sally piri - sinarharapan.co.id


Lihat juga :
Dim Sum
Wine

Tidak ada komentar:

Posting Komentar